Ekokritisisme Dalam Cerpen Kontemporer Indonesia: Menelusuri Jejak Sastra Hijau
DOI:
https://doi.org/10.58540/pijar.v3i2.851Abstract
Dalam era studi sastra kontemporer, perhatian terhadap isu lingkungan hidup melahirkan bidang kajian ekokritisisme, yaitu pendekatan interdisipliner yang mengkaji hubungan antara sastra dan alam. Salah satu manifestasinya adalah "sastra hijau," yakni karya sastra yang mengangkat tema pelestarian alam dan kritik terhadap eksploitasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada analisis teks berbasis teori ekokritisisme. Objek material penelitian meliputi karya-karya sastra Indonesia dari berbagai genre, seperti puisi dan prosa, yang menunjukkan keterikatan mendalam dengan tema ekologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan sastra hijau di Indonesia dipelopori oleh komunitas seperti Gubuk Hijau Jayakultura, Laskar Pena Hijau, serta dukungan institusi seperti Perhutani melalui Perhutani Green Pen Award. Gerakan ini tidak hanya mendorong penciptaan karya sastra bertema lingkungan, tetapi juga mengembangkan aksi nyata pelestarian lingkungan. Analisis lebih lanjut memperlihatkan bahwa ekokritisisme sebagai paradigma kritik sastra berupaya menggugat dominasi antroposentrisme dan mengadvokasi lahirnya kesadaran ekosentris dalam budaya masyarakat. Karya-karya sastra hijau seperti puisi-puisi Zamawi Imron, Sapardi Djoko Damono, dan Abdul Hadi W.M., serta novel-novel karya Ahmad Tohari, menunjukkan keterlibatan aktif sastrawan dalam memperjuangkan isu lingkungan melalui ekspresi sastra. Kesimpulannya, sastra hijau tidak hanya menjadi refleksi kesadaran ekologis, tetapi juga sarana efektif untuk membangun paradigma baru hubungan manusia dengan alam dalam upaya merespons krisis lingkungan global.