Pemberdayaan Bystander Dalam Menghadapi Verbal Bullying: Sosialisasi Berbasis Data Penelitian di SMKN 1 Takengon
DOI:
https://doi.org/10.58540/sambarapkm.v3i2.780Keywords:
Verbal bullying, Bystander, Kesehatan Mental, Intervensi Psikologis, SosialisasiAbstract
Verbal bullying merupakan bentuk kekerasan psikologis yang sering terjadi di lingkungan sekolah dan dapat memberikan dampak negatif bagi korban. Peran bystander (saksi mata) dalam insiden bullying sangat penting, namun tidak semua bystander memiliki keberanian atau pemahaman untuk bertindak secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kejadian verbal bullying, peran bystander, serta dampaknya terhadap kesehatan mental siswa di SMKN 1 Takengon. Penelitian ini menggunakan metode survei kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi oleh siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39,8% siswa mengalami verbal bullying, dengan bentuk paling umum berupa kata-kata menyakitkan (57,8%) dan panggilan nama (42,2%), yang mayoritas dilakukan oleh teman sebaya (60,2%). Peran bystander dalam kejadian bullying menunjukkan bahwa 44,6% insiden bullying disaksikan oleh siswa lain, tetapi hanya 51,4% dari mereka yang memilih untuk membantu korban, sementara 43,2% memilih diam. Dampak verbal bullying terhadap kesehatan mental cukup signifikan, dengan 64,9% korban melaporkan gangguan psikologis, seperti kesulitan mengambil keputusan, kecemasan, hingga gangguan tidur dan sakit kepala. Berdasarkan temuan ini, program sosialisasi berbasis data penelitian dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan bystander dalam merespons bullying secara efektif. Intervensi ini mencakup edukasi tentang dampak bullying, pelatihan strategi intervensi, serta penyediaan layanan konseling di sekolah.